Teknik pengelasan sesuai prosedur K3
Secara umum ada beberapa resiko kalau bekerja sebagai seorang welder baik dilapangan maupun di workshop, yaitu :
a. Kejutan listrik ( electric shock )
b. Sinar las
c. Debu dan asap las
d. Luka bakar dan kebakaran
peralatan APD pengelasan
Cara Mengidentifikasi Gambar Teknis
Beberapa hal yang harus dipahami oleh seorang welder untuk bisa mengidentifikasi gambar teknis, yaitu :
a. Macam-macam garis
b. Bentuk sambungan las
c. Simbol las
Cara Mengidentifikasi Welding Procedure Spesification (WPS)
Variabel yang terdapat dalam WPS terbagi dalam tiga bagian yaitu Essential Variable, Supplement Essensial Variable dan Non Essensial Variable Anda dapat melihatnnya di ASME Section IX (9) QW-250-265
a. Essensial Variabel
Jenis variabel atau parameter pengelasan yang wajib dilakukan saat pembuatan sebuah WPS, karena jika variabel ini dirubah akan membuat sifat mekaniknya juga berubah oleh karena itu harus dilakukan kualifikasi ulang jika variabel ini dirubah. Contoh Essensial Variable : P Number, F Number, A Number, Thickness atau ketebalan material, Proses pengelasan, PWHT.
b. Supplement Essensial Variable
Merupakan variabel yang akan mempengaruhi hasil sambungan las jika dilakukan pengujian impact. Jadi variabel ini akan menjadi essential jika dalam pengujiannya dilakukan uji impact dan menjadi non essential jika tidak dilakukan uji impact. Contoh Supplement Essensial Variable : Group Number, Filler metal classification.
c. Non Essensial Variabel
Jenis variabel yang tidak mempengaruhi sifat mekanik dari sambungan lasan.Jadi variabel ini dirubah maka tidak perlu melakukan kualifikasi ulang atau membuat WPS baru. Contoh Non Essensial Variable : Tipe sambungan las atau bentuk groove, Backing, Lebar gap (root spacing), posisi pengelasan.
Cara Memastikan Kesiapan Mesin Las Sesuai WPS
Mesin dan Peralatan Las SMAW
Las busur nyala listrik terlindung (SMAW), kadang-kadang disebut ”stick welding,” dan pada umumnya disebut dengan las busur listrik. Peralatan las busur nyala listrik terlindung pada umumnya digunakan di bengkel, konstruksi, saluran pemipaan, pabrik, dan institusi pelatihan. Sumber arus mesin las busur listrik dapat berupa arus bolak-balik (AC) maupun arus searah (DC)
a. Mesin Las SMAW
Mesin las busur metal manual berdasarkan arus listrik dibagi dalam 2 (dua) macam yaitu ;
- Mesin las arus bolak balik ( AC/alternating current )
- Mesin las arus searah ( DC/direct current
- Mesin las AC/DC
b. Kabel
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
- Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda.
- Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
- Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan lisrtik dengan pesawat las.
c. Pemegang Elektroda dan Klem Arde
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat (biasanya dari embonit) sedang Klem Massa adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga).Klem Arde dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya
tang las dan arde
Cara Memastikan Kesiapan Peralatan Bantu Sesuai Prosedur
a. Palu Terak
b. Sikat Baja
c. Palu Konde
d. Pahat Besi
e. Kikir
f. Tang Panas
g. Oven Elektroda
h. Gerinda Tangan
i. Mesin Las dan Jig
j. Set Alat Ukur
Cara Memastikan Kesiapan Material Induk Sesuai WPS
Langkah-langkah persiapan material pengelasan terdiri dari :
a. Apabila tebal pipa yang akan dilas lebih dari atau sama dengan 4 mm, maka harus disiapkan bentuk bevelnya, sudut bevel (apabila kampuh V) antara 300 s.d. 350 sedangkan untuk proses pengelasan FCAW sudut bevelnya (apabila kampuh V) antara 400 s.d. 450.
b. Kegiatan penggerindaan untuk membersihkan benda kerja dari kotoran, korosi, bekas pemotongan dgn flame cutting dan lain-lain.
c. Membuat root face dengan menggunakan mesin gerinda tangan atau dengan kikir.
d. Mempersiapkan Jig untuk melakukan tack weld pada benda kerja (membantu kegiatan men- tack weld 2 buah pipa yang akan disambung)
Cara Memastikan Kesiapan Bahan Tambah ( comsumable ) Sesuai WPS
Bahan Tambah (Consumable) SMAW
a. Fungsi Elektroda
Elektroda secara umum mempunyai fungsi :
• Inti elektroda :
- Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja.
- Sebagai bahan tambah.
• Salutan elektroda :
- Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair.
- Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan.
- Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
- Memudahkan penyalaan.
- Mengontrol stabilitas busur.
b. Ukuran Elektroda
Elektroda diproduksi dengan standar ukuran panjang dan diameter. Diameter elektroda diukur pada kawat intinya. Ukuran diameter elektroda secara umum berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm, panjang antara 250 – 450 mm serta dengan tebal salutan antara 10% - 50% dari diameter elektroda.
c. Kode dan Penggunaan Elektroda
Menurut American Welding Society ( AWS ) kode elektroda dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai berikut :
E = elektroda
Dua atau tiga digit pertama :menunjukkan nilai kekuatan tarik ( tensile strength ) minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan yang diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang artinya sbb :
• 1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )
• 2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan ( flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x )
• 3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )
• 4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )
Digit terakhir ( ke empat/ lima ) menunjukkan tentang jenis arus dan tipe salutan.
Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang menunjukkan tipe arus dan pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu :
• Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe arus DCRP.
• Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus AC atau DCSP.
• Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).
• Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus AC atau DCRP.
Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah sebagai berikut :
• 0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce ( E xxx0 atau E xxx1 )
• 2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile ( E xxx2, E xxx3 atau E xxx4 )
• 5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )
• 7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).
d. Penyimpanan Elektroda
Agar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda perlu disimpan secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatihan hal-hal berikut dalam menyimpan elektroda :
- Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih tertutup rapi ( kemasan tidak rusak ).
- Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari lantai
- Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan ( rak ).
- Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya kelembaban.
- Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5o C diatas temperatur rata-rata udara luar.
- Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat penyimpanan tersebut.
Cara Memastikan Kesiapan Root Gap dan Root Face Sesuai WPS
Untuk menghasilkan sambungan las yang baik persiapan kampul harus baik yang dibuat menurut spesifikasi yang telah ditentukan. Persiapan kampul las yang baik dan benar adalah :
a. Root opening (gap antara logam yang akan dilas)
b. Root face
c. Groove face (permukaan kampul las)
d. Groove angle (sudut kampul dari logam yang akan di las)
e. Tack weld yang kuat serta antara root gap diberi bridge untuk dilas.
f. Dibersihkan, bebas dari kotoran-kotoran, debu serta benda-benda yang lain pada joint yang akan dilas.
g. Apabila diisyaratkan perlu pemanasan awal, harus dilakukan sesuai dengan aturan di dalam WPS.
Cara Memastikan Kesiapan Permukaan bidang lasan bebas kotoran dan karat
Yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pengelasan :
a. Periksa kebersihan sambungan dari kotoran seperti karat, debu, minyak, cat, oli, dll harus dibersihkan jika ada
b. Periksa penyetelan (fit-up) sambungan (kelurusan/miss aligment, sudut alur las/groove angle, root opening dan root face), apakah sesuai gambar standard.
c. Periksa las ikat/tack weld apakah ada retak las/crack, hilangkan/gerinda jika ada.
d. Periksa apakah disyaratkan pemanasan awal/preheat, lakukan sesuai temperature yang diminta WPS. Gunakan kapur pengukur panas (tempil stick), thermomelt) untuk mengetahui apakah panasnya sudah tercapai.
e. Periksa/lihat ukuran las (leg size ketinggian las) yang diminta pada gambar.
Cara Melakukan Setting parameter las pada mesin las sesuai WPS
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan parameter pengelasan, yaitu :
‒ Diameter elektroda yang dipakai.
‒ Jenis material yang akan dilas.
‒ Tebal benda kerja yang akan dilas.
‒ Posisi pengelasan.
- Kecepatan pengelasan.
Cara Melakukan Tack welding (las cantum) sesuai prosedur
Fit-up (penyetelan) adalah kegiatan dimana menyiapkan / merangkai dan menyambung bagian-bagian yang akan mengalami proses pengerjaan pengelasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyetelan / Fit-up adalah :
a. Jarak antara sambungan
b. Tebal/besarnya root face, sudut alur las/bevel (groove angle)
c. Identifikasi material
d. Kebersihan permukaan sambungan
e. Tack weld / las ikat
f. WPS
g. Cara pengikatan (bridging)
h. Penguat (temporary holding bor)
Ket : Materi diambil disini berdasarkan SKKNI tentang pengelasan
tutorial cara pengelasan lihat video berikut:
1. Cara melakukan tack weld
2. Cara melakukan pengelasan ROOT
3. Cara melakukan pengelasan Fill dan Cap
Bahan pembelajaran untuk teman-teman, silahkan bisa lihat konten-konten kami di kanal youtube kami
http://www.youtube.com/@kejuruanlasblksorong1535
Bahan slide >>>>>>>>> https://tukanglasblksoq.blogspot.com/2024/06/bahan-slide.html?m=1
Las fillet >>>>>>>
https://tukanglasblksoq.blogspot.com/2020/12/teori-membuat-sambungan-las-fillet.html?m=1
Groove>>>>>>>>>>>>
https://tukanglasblksoq.blogspot.com/2020/12/pengelasan-las-kampuh-v-groove.html?m=1
Session plan >>>>>>>>>>>>
https://tukanglasblksoq.blogspot.com/2024/06/session-plan-kawat-las-026-evaluasi.html?m=1
Sesion plan alat bantu>>>>>>>>>>>>
https://tukanglasblksoq.blogspot.com/search?updated-max=2024-06-05T14:17:00%2B09:00&max-results=7&m=1
Sesion plan groove>>>>>>>>>>>
https://tukanglasblksoq.blogspot.com/search?updated-max=2024-06-05T14:09:00%2B09:00&max-results=7&start=1&by-date=false&m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar